Qurban atau aqiqah dulu sering menjadi pertanyaan umat Muslim, khususnya bagi yang ingin menunaikan kedua ibadah tersebut namun memiliki keterbatasan dana. Manakah yang harus diutamakan? Apakah aqiqah untuk anak yang belum pernah ditunaikan, atau qurban yang waktunya terbatas di hari raya Idul Adha?
Pertanyaan ini memang cukup populer menjelang Idul Adha. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan membahas tuntas pandangan ulama terkait urutan prioritas antara qurban dan aqiqah, sekaligus membimbing pembaca agar dapat mengambil keputusan yang tepat dan sesuai tuntunan syariat.
Artikel ini juga akan mengupas perbedaan mendasar antara qurban dan aqiqah, serta tips praktis menunaikan kedua ibadah tersebut dengan bijak.
Memahami Perbedaan Qurban dan Aqiqah
Sebelum masuk ke bahasan qurban atau aqiqah dulu, penting memahami perbedaan kedua ibadah ini secara syariat.
Pengertian Qurban
Qurban adalah menyembelih hewan ternak pada hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah) sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalilnya bersumber dari firman Allah:
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)
Pengertian Aqiqah
Aqiqah adalah menyembelih hewan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran anak. Hukumnya sunnah muakkadah menurut jumhur ulama. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Hukum Qurban dan Aqiqah: Apa Kata Ulama?
Hukum Qurban
Menurut mayoritas ulama (Maliki, Syafi’i, dan sebagian besar Hanbali), hukum qurban adalah sunnah muakkadah, yakni ibadah yang sangat dianjurkan bagi yang mampu.
Sedangkan mazhab Hanafi memandangnya wajib bagi yang memiliki kelapangan harta.
Hukum Aqiqah
Hukum aqiqah menurut jumhur ulama adalah sunnah muakkadah bagi orang tua yang memiliki kemampuan saat kelahiran anak. Bagi yang tidak mampu pada waktu kelahiran, aqiqah boleh dilakukan di waktu lain atau ditinggalkan jika memang tidak sanggup.
Qurban atau Aqiqah Dulu? Inilah Urutan Prioritasnya
Ketika menghadapi pilihan qurban atau aqiqah dulu, berikut pandangan yang disampaikan oleh para ulama:
1. Prioritaskan Qurban Jika Memasuki Hari Raya Idul Adha
Menurut banyak ulama, jika seseorang belum aqiqah untuk dirinya atau anaknya, namun bertepatan dengan Idul Adha dan hanya mampu menunaikan satu ibadah, maka yang lebih utama adalah qurban.
Hal ini disebabkan oleh:
- Waktu qurban sangat terbatas, sedangkan aqiqah lebih fleksibel.
- Qurban memiliki dimensi sosial yang lebih luas karena mendistribusikan daging qurban kepada fakir miskin dan masyarakat umum.
2. Aqiqah Bisa Menyusul Setelahnya
Ulama sepakat bahwa aqiqah tidak memiliki batasan usia yang kaku. Meski paling afdal dilakukan pada hari ketujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu, namun bisa dilaksanakan kapan saja ketika orang tua memiliki kemampuan.
Sehingga, aqiqah bisa ditunda setelah qurban terlaksana.
Apakah Qurban Bisa Mewakili Aqiqah?
Pertanyaan yang juga sering muncul adalah: apakah qurban bisa diniatkan sekaligus untuk aqiqah?
Mayoritas ulama memandang tidak sah menggabungkan niat qurban dan aqiqah dalam satu hewan, karena masing-masing memiliki tujuan syariat dan tata cara yang berbeda.
Namun, sebagian ulama dari mazhab Hanbali membolehkan niat digabung jika dalam keadaan terdesak dan hanya mampu menyembelih satu hewan. Meski demikian, pendapat ini tidak menjadi pendapat jumhur ulama.
Tips Memaksimalkan Ibadah Qurban dan Aqiqah dengan Bijak
1. Hitung Prioritas Berdasarkan Waktu
Jika sudah memasuki bulan Dzulhijjah dan hanya memiliki cukup dana untuk satu hewan, maka utamakan qurban.
2. Aqiqah Bisa Menyusul di Waktu Lapang
Bagi yang belum melaksanakan aqiqah untuk diri sendiri atau anaknya, bisa menyusul setelah kondisi keuangan lebih baik.
3. Hindari Menggabungkan Niat Kecuali Darurat
Sebisa mungkin hindari menggabungkan niat aqiqah dan qurban dalam satu hewan, kecuali dalam keadaan benar-benar darurat dan mengikuti pendapat mazhab yang membolehkan.
4. Berdoa Agar Dimudahkan Rezeki
Mintalah kepada Allah agar diberi kelapangan rezeki untuk menunaikan kedua ibadah ini di waktu yang afdal.
Kesimpulan: Dahulukan Qurban, Aqiqah Bisa Menyusul
Berdasarkan ulasan di atas, jawaban atas pertanyaan qurban atau aqiqah dulu adalah:
Dahulukan qurban saat memasuki Idul Adha, dan laksanakan aqiqah di waktu lain ketika Allah memberikan kelapangan rezeki.
Hal ini sesuai dengan prinsip fiqih bahwa ibadah yang waktunya sempit lebih didahulukan dibandingkan ibadah yang waktunya luas.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang benar dan memotivasi kita untuk menunaikan kedua ibadah mulia ini dengan niat yang ikhlas dan cara yang benar.
- Bagikan artikel ini dan tuliskan amalan apa yang akan kamu prioritaskan di kolom komentar!
- Atau kunjungi www.lajupeduli.org untuk mendapatkan artikel-artikel terbaru dan informasi terkini lainnya.
- Jangan lupa ikuti sosial media kami