Kisah Umar bin Khattab merupakan salah satu cerita yang penuh inspirasi dalam sejarah Islam, terutama dalam hal sedekah dan ketulusan berbagi. Umar bin Khattab, sahabat sekaligus khalifah kedua dalam Islam, dikenal sebagai pemimpin yang adil, tegas, dan sangat peduli terhadap kesejahteraan umat. Salah satu aspek yang menonjol dari kehidupannya adalah semangatnya dalam bersedekah, bahkan hingga berlomba dengan sahabat lainnya, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, dalam memberikan harta mereka untuk kepentingan Islam.
Kisah persaingan sehat antara Umar bin Khattab dan Abu Bakar dalam bersedekah memberikan banyak pelajaran berharga tentang keikhlasan, kepedulian sosial, dan bagaimana seorang Muslim seharusnya memandang harta. Artikel ini akan mengupas kisah tersebut secara lebih mendalam serta menggali hikmah yang dapat kita terapkan dalam kehidupan modern.
1. Umar bin Khattab: Sahabat yang Dermawan dan Berjiwa Sosial
Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin besar yang memiliki keberanian, ketegasan, dan juga ketulusan dalam berbagi. Ia menyadari bahwa harta bukanlah sesuatu yang abadi, melainkan titipan dari Allah yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan. Sebagai khalifah, Umar selalu memastikan kesejahteraan umat, bahkan rela hidup sederhana meskipun memiliki kekuasaan yang besar.
Kesederhanaan dan kepeduliannya terhadap rakyat membuatnya sangat berhati-hati dalam menggunakan harta negara. Namun, di sisi lain, ia juga seorang yang gemar bersedekah dan selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam hal beramal di jalan Allah.
2. Persaingan Sehat Umar bin Khattab dan Abu Bakar dalam Bersedekah
Salah satu peristiwa yang menunjukkan Kisah Umar bin Khattab dalam berlomba-lomba dalam kebaikan adalah ketika Rasulullah SAW mengajak para sahabat untuk bersedekah guna mendukung perjuangan Islam. Saat itu, umat Muslim tengah mempersiapkan pasukan untuk Perang Tabuk, dan banyak yang memberikan sumbangan terbaik mereka.
a. Umar Berusaha Mengungguli Abu Bakar
Pada kesempatan tersebut, Umar bin Khattab bertekad untuk memberikan sumbangan dalam jumlah besar, bahkan lebih besar dari yang biasa ia berikan sebelumnya. Umar membawa setengah dari seluruh hartanya dan menyerahkannya kepada Rasulullah SAW.
Ketika Rasulullah bertanya, “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu, wahai Umar?” Umar menjawab, “Aku meninggalkan separuhnya untuk mereka.”
Umar merasa bahwa kali ini ia mungkin bisa mengungguli Abu Bakar dalam hal bersedekah. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
b. Abu Bakar Menginfakkan Seluruh Hartanya
Tidak lama setelah Umar menyerahkan sedekahnya, datanglah Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan membawa seluruh hartanya dan menyerahkannya kepada Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah menanyakan hal yang sama seperti yang ia tanyakan kepada Umar, Abu Bakar menjawab, “Aku meninggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk keluargaku.”
Mendengar hal ini, Umar bin Khattab menyadari bahwa ia tidak akan pernah bisa mengungguli Abu Bakar dalam hal kebaikan. Ia pun dengan tulus mengakui keunggulan Abu Bakar dalam bersedekah, dan peristiwa ini menjadi pelajaran berharga baginya tentang keikhlasan dan pengorbanan dalam berbagi.
3. Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kisah Umar bin Khattab dalam Sedekah
Kisah ini mengandung banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil serta terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
a. Berlomba dalam Kebaikan adalah Hal yang Positif
Persaingan dalam hal duniawi seringkali berujung pada keserakahan dan kecemburuan. Namun, persaingan dalam hal kebaikan justru dianjurkan dalam Islam. Umar dan Abu Bakar menunjukkan bahwa berlomba dalam sedekah bukanlah untuk mencari popularitas, melainkan sebagai bentuk ibadah dan cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
b. Keikhlasan dalam Beramal Lebih Utama daripada Jumlah Harta yang Diberikan
Umar bin Khattab telah memberikan setengah dari hartanya, dan itu adalah jumlah yang luar biasa besar. Namun, Abu Bakar mengajarkan bahwa yang lebih penting bukanlah jumlah yang diberikan, melainkan ketulusan hati dalam berinfak. Keikhlasan dan keyakinan kepada Allah adalah hal utama dalam bersedekah.
c. Keyakinan kepada Allah dalam Hal Rezeki
Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya tanpa rasa takut akan kekurangan, karena ia yakin bahwa Allah akan mencukupi kebutuhannya dan keluarganya. Sikap ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu khawatir terhadap harta duniawi, sebab sejatinya rezeki datang dari Allah.
d. Keseimbangan Antara Sedekah dan Kebutuhan Keluarga
Umar memberikan setengah dari hartanya dan menyisakan separuhnya untuk keluarganya. Ini menunjukkan bahwa dalam bersedekah, kita juga harus mempertimbangkan kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawab kita. Islam mengajarkan keseimbangan antara kedermawanan dan tanggung jawab terhadap keluarga.
4. Menerapkan Nilai Kedermawanan Umar bin Khattab dalam Kehidupan Modern
Kisah Umar bin Khattab dalam berlomba-lomba dalam sedekah dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih peduli terhadap sesama. Berikut beberapa cara untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan modern:
a. Membiasakan Diri untuk Bersedekah Secara Rutin
Mulailah dengan jumlah kecil, tetapi rutin. Sedekah tidak harus selalu dalam bentuk uang; bisa juga berupa tenaga, ilmu, atau bantuan lainnya yang bermanfaat bagi orang lain.
b. Mengikuti Program Amal dan Sosial
Ada banyak program sosial yang dapat kita ikuti, seperti bantuan untuk anak yatim, kaum dhuafa, pembangunan masjid, dan sebagainya. Berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.
c. Berlomba dalam Kebaikan dengan Teman atau Keluarga
Jadikan kebaikan sebagai bentuk kompetisi yang sehat. Misalnya, bersama keluarga atau teman, buat tantangan untuk siapa yang bisa lebih banyak membantu orang lain dalam satu bulan.
d. Memiliki Keyakinan Bahwa Rezeki Tidak Akan Berkurang Karena Sedekah
Yakinlah bahwa sedekah tidak akan membuat kita miskin. Sebaliknya, Allah telah menjanjikan bahwa sedekah akan melipatgandakan rezeki dan membawa keberkahan dalam hidup.
Kesimpulan
Kisah Umar bin Khattab dalam berlomba-lomba dalam sedekah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah contoh nyata bagaimana seorang Muslim seharusnya memandang harta dan berbagi dengan sesama. Dari kisah ini, kita belajar tentang pentingnya keikhlasan, keyakinan kepada Allah, serta bagaimana menyeimbangkan kedermawanan dengan tanggung jawab terhadap keluarga.
Dalam kehidupan modern, kita bisa menerapkan nilai-nilai ini dengan rutin bersedekah, membantu sesama, serta menjadikan kebaikan sebagai bagian dari gaya hidup. Semoga kita bisa meneladani semangat Umar bin Khattab dalam berbagi dan berlomba dalam amal kebaikan. Aamiin.
Baca Juga :
- Kisah Sumur Usman yang Masih Bertahan Hingga Saat Ini
- Asal Usul Islam: Menelusuri Akar Ajaran Islam di Jazirah Arab
- Puasa Ramadhan dalam Sejarah: Bagaimana Umat Islam Menghadapi Tantangan di Setiap Zaman
- Sejarah Puasa dalam Tradisi Umat Islam: Asal-Usul dan Hikmah di Balik Ibadah Puasa Ramadhan
- Kedermawanan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Menginfakkan Seluruh Hartanya di Jalan Allah
#SahabatPeduliRamadan — Tak semua orang berkesempatan menikmati hidangan berbuka dengan layak. Mari hadirkan kebahagiaan dan keberkahan Ramadan dengan Berbagi Paket Makanan Buka Puasa untuk mereka yang membutuhkan. Setiap hidangan yang kita berikan, insyaAllah menjadi ladang pahala yang terus mengalir. Jadilah bagian dari kebaikan ini! KLIK DI SINI atau pada gambar di bawah untuk berbagi sekarang!
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Atau Kunjungi www.lajupeduli.org untuk mendapatkan artikel terupdate tentang Palestina
- Jangan lupa ikuti sosial media kami