Sejarah infaq dan shodaqoh dalam Islam adalah bagian integral dari ajaran Islam yang mendorong umat untuk saling berbagi dan menolong sesama. Infaq dan shodaqoh tidak hanya dimaknai sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai bagian dari perbuatan sosial yang mendalam. Dalam perjalanan sejarah Islam, banyak kisah-kisah inspiratif dari para sahabat Nabi Muhammad SAW dan pemimpin-pemimpin Muslim yang sangat dermawan dalam berinfaq dan bershodaqoh. Mereka memberi teladan yang sangat penting tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya berinteraksi dengan harta, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk kesejahteraan umat.
Artikel ini akan mengulas sejarah infaq dan shodaqoh serta contoh-contoh nyata yang diteladankan oleh para sahabat dan pemimpin Muslim yang dikenal dengan kedermawanannya. Semoga kisah-kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dalam mengamalkan infaq dan shodaqoh dalam kehidupan sehari-hari.
Apa Itu Infaq dan Shodaqoh dalam Islam?
Infaq dan shodaqoh adalah dua bentuk amal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Meskipun keduanya terkait dengan pemberian harta, ada perbedaan antara keduanya:
- Infaq adalah pemberian sebagian dari harta yang dimiliki untuk kepentingan umum, seperti untuk kegiatan sosial, pembangunan masjid, atau mendukung orang yang membutuhkan. Infaq bisa dilakukan dalam bentuk uang, makanan, atau barang lainnya.
- Shodaqoh adalah pemberian sukarela yang lebih umum dan bisa diberikan dalam bentuk apa saja—baik itu uang, barang, atau bahkan senyum. Shodaqoh tidak terbatas pada orang yang membutuhkan secara materi saja, tetapi juga bisa diberikan kepada siapa saja yang memerlukan, termasuk untuk kegiatan dakwah dan amal lainnya.
Keduanya memiliki banyak manfaat bagi pemberi dan penerima, serta menjadi sarana untuk memperoleh pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sejarah Infaq dan Shodaqoh di Masa Nabi Muhammad SAW
1. Kedermawanan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal sangat dermawan. Salah satu peristiwa yang menggambarkan kedermawanannya adalah ketika beliau menyumbangkan seluruh hartanya di jalan Allah. Pada suatu kesempatan, Nabi Muhammad SAW meminta sahabat-sahabatnya untuk memberikan infaq untuk membantu umat Islam yang tengah berjuang di medan perang. Ketika giliran Abu Bakar datang, beliau menyerahkan seluruh hartanya tanpa meninggalkan sedikitpun untuk dirinya sendiri.
Nabi Muhammad SAW sangat terharu dengan tindakan Abu Bakar dan memuji kedermawanannya, dengan berkata:
“Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu, wahai Abu Bakar?”
Abu Bakar menjawab:
“Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.”
Dari kisah ini, kita belajar bahwa infaq yang paling mulia adalah infaq yang diberikan dengan sepenuh hati, tanpa ada rasa enggan atau perhitungan. Abu Bakar menjadi teladan bagi umat Islam dalam memberikan hartanya untuk kepentingan dakwah dan kemaslahatan umat.
2. Umar bin Khattab RA: Pemberian yang Berlandaskan Ketulusan
Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi yang dikenal dengan keberanian dan keadilannya, namun ia juga seorang yang sangat dermawan. Suatu ketika, Umar mengumpulkan sebagian besar hartanya untuk disumbangkan di jalan Allah. Namun, tidak seperti Abu Bakar yang menyumbangkan seluruh hartanya, Umar menyisakan sebagian untuk keluarganya. Ketika Rasulullah SAW bertanya tentang pemberiannya, Umar menjawab bahwa ia memberikan sebagian besar hartanya, namun masih menyisakan sedikit untuk kebutuhan keluarga.
Rasulullah SAW berkata:
“Wahai Umar, apakah yang kamu sisakan untuk keluargamu?”
Umar menjawab:
“Aku sisakan untuk mereka sebagian dari harta yang aku miliki.”
Kisah ini mengajarkan kita bahwa infaq dan shodaqoh bukan hanya tentang memberi sebanyak-banyaknya, tetapi juga tentang memberikan dengan niat tulus, sesuai dengan kemampuan, dan tetap memperhatikan kesejahteraan keluarga.
3. Utsman bin Affan RA: Dermawan yang Tak Terbatas
Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi yang dikenal dengan hartanya yang melimpah, namun ia selalu menggunakan hartanya untuk kepentingan umat Islam. Salah satu kisah terkenal adalah ketika Utsman membeli sumur di Madinah yang sebelumnya dimiliki oleh seorang Yahudi, yang hanya memungkinkan orang kaya yang bisa mengakses air tersebut. Utsman membeli sumur itu dengan harga yang sangat mahal dan kemudian menghadiahkannya kepada umat Islam agar bisa memanfaatkannya secara bebas.
Utsman juga dikenal menyumbangkan hartanya untuk mendanai perang, seperti perang Tabuk, yang membutuhkan biaya yang sangat besar. Pada saat itu, beliau memberikan 1.000 ekor unta dan 1.000 dinar emas sebagai bentuk infaq di jalan Allah.
Teladan yang ditinggalkan Utsman mengajarkan kita bahwa infaq bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi lebih kepada tujuan yang lebih besar, yaitu kemaslahatan umat.
Teladan Pemimpin Muslim dalam Sejarah Islam
1. Kedermawanan Khalifah Ali bin Abi Thalib RA
Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW, juga merupakan sosok pemimpin yang sangat dermawan. Beliau dikenal sering memberikan bantuan kepada orang-orang miskin dan anak yatim. Salah satu kisah terkenal adalah ketika Ali memberikan bagian dari hartanya kepada seorang peminta sedekah yang ia temui di jalan, meskipun ia sendiri dalam keadaan tidak memiliki banyak harta.
2. Kedermawanan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi
Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah seorang pemimpin Muslim yang terkenal dengan keberanian dan kebijaksanaannya dalam memimpin perang salib. Namun, ia juga dikenal dengan kedermawanannya. Salahuddin sangat perhatian terhadap rakyatnya dan sering memberikan bantuan, baik dalam bentuk uang maupun makanan, kepada yang membutuhkan. Salah satu kisah inspiratif tentang kedermawanan Salahuddin adalah ketika ia mengalokasikan sebagian besar harta yang ia miliki untuk membangun rumah sakit dan fasilitas umum untuk membantu rakyatnya.
3. Kedermawanan Sultan Muhammad Al-Fatih
Sultan Muhammad Al-Fatih, yang terkenal karena menaklukkan Konstantinopel, juga merupakan pemimpin yang sangat dermawan. Setelah menaklukkan kota tersebut, ia memberikan sejumlah besar hartanya untuk pembangunan masjid dan fasilitas umum di kota tersebut. Selain itu, ia juga mendirikan rumah sakit dan memberi bantuan kepada para korban peperangan.
Mengamalkan Infaq dan Shodaqoh di Masa Kini
Para sahabat Nabi Muhammad SAW dan pemimpin Muslim terdahulu memberikan teladan yang luar biasa dalam hal infaq dan shodaqoh. Sebagai umat Islam yang hidup di zaman modern, kita bisa meniru kedermawanan mereka dengan memberikan sebagian harta kita untuk kepentingan umat. Infaq dan shodaqoh bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik secara langsung kepada orang yang membutuhkan maupun melalui lembaga zakat dan amal yang terpercaya.
1. Memberikan Infaq dan Shodaqoh Secara Berkala
Salah satu cara untuk meneladani para sahabat dan pemimpin Muslim terdahulu adalah dengan memberikan infaq dan shodaqoh secara rutin, meskipun jumlahnya tidak besar. Hal ini akan membantu mereka yang membutuhkan, serta memperkuat ikatan sosial dalam komunitas.
2. Berbagi dengan Orang yang Tidak Mampu
Memberikan infaq dan shodaqoh kepada orang-orang yang tidak mampu, seperti anak yatim, fakir miskin, atau dhuafa, adalah cara yang sangat dianjurkan dalam Islam. Kita bisa memberikan bantuan berupa uang, makanan, pakaian, atau kebutuhan lainnya.
3. Membangun Fasilitas Sosial untuk Umat
Infaq juga bisa digunakan untuk membangun fasilitas sosial yang bermanfaat bagi umat, seperti masjid, sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan. Ini adalah bentuk infaq yang berdampak jangka panjang, seperti yang dilakukan oleh Utsman bin Affan dan pemimpin-pemimpin Muslim lainnya.
Kesimpulan
Sejarah infaq dan shodaqoh adalah bagian yang sangat penting dalam perjalanan umat Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW. Teladan yang diberikan oleh para sahabat dan pemimpin Muslim terdahulu mengajarkan kita untuk tidak hanya berfokus pada kepentingan pribadi, tetapi juga untuk peduli dan berbagi dengan sesama. Kedermawanan mereka dalam memberikan infaq dan shodaqoh telah meninggalkan jejak yang luar biasa, dan kita sebagai umat Islam seharusnya terus mengamalkan nilai-nilai tersebut untuk kebaikan bersama.
Baca Juga :
- Zakat dan Sedekah: Memahami Perbedaan, Tujuan, dan Manfaatnya di Sekitar Lingkungan
- Sedekah Menolak Bala: Benarkah Itu?
- Infaq dan Shodaqoh sebagai Bentuk Pengendalian Harta dalam Islam
- Infaq dan Shodaqoh sebagai 4 Bentuk Pengendalian Harta dalam Islam
- Infaq dalam Membangun Komunitas: Peran Penting Sedekah dan Shodaqoh untuk Kepedulian Sosial
Mari kita tunaikan Zakat Maal dan bersihkan harta kita untuk menenangkan jiwa. Teman-teman #SahabatHebatLaju, saatnya berbagi dan membantu mereka yang membutuhkan. KLIK DISINI untuk berdonasi dan berbuat kebaikan.
- Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
- Atau Kunjungi www.lajupeduli.org untuk mendapatkan artikel terupdate tentang Palestina
- Jangan lupa ikuti sosial media kami